Medan - Sosok Abdon Nababan sudah tidak asing lagi bagi kawan-kawan aktivis di Indonesia, beliau merupakan orang yang terjun langsung ke daerah pedalaman di seluruh Nusantara, khususnya di Sumut untuk menyelesaikan beragam persoalan rakyat, termasuk menjaga dan melestarikan hutan dan kebudayaan agar tak hilang ditelan zaman.
Abdon sering dipanggil dipelbagai acara sebagai pemateri dalam menjaga siklus kehidupan hutan dan lingkungan masyarakat adat, beliau selalu menekankan bahwasa seluruh masyarakat berhak untuk menjaga lingkungan untuk mencegah bencana dan dampak pemanasan global.
Kali ini Abdon Nababan angkat bicara tentang Catatan Akhir Tahun 2023 "Sumut Darurat Ekologis"
Abdon Nababan mengatakan bahwa terkait Sumatera Utara Darurat Ekologis terbukti dengan adanya banjir bandang di beberapa tempat yang dianggapnya adalah bencana buatan manusia karena secara keseluruhan kebijakan pembangunan kita tidak berkelanjutan secara ekologis, dirinya menganggap secara ekologis pemerintah tidak mengelola provinsi Sumatera Utara secara berkelanjutan, dirinya mencontohkan yang paling nyata adalah Sungai Deli yang sekarang ini hampir seluruh pohon di sempadan sungai deli di habisin.
"Penebangan Pohon Ini dalam kondisi normal tidak menimbulkan masalah yang serius karena hujannya rata - rata, namun di perubahan Iklim itu kan sangat mempengaruhi seluruh pola cuaca, jadi pola cuaca kita itukan berubah, musim hujan kan lebih pendek tapi tidak teratur dan volume airnya semakin besar, sementara di musim kering juga tidak teratur dan bisa mengeringkan sungai sungai besar sekalipun, nah pola cuaca atau pola iklim yang berubah ini akibat perubahan global ini belum dianggal oleh pengambil kebijakan sebagai sesuatu yang harus di integrasikan dalam perencanaan pembangunan," katanya Minggu (31/12/2023)
Lanju Abdon Nababan mengatakan bahwa termasuk di Kota Medan jikalau pemerintah tidak sensitif dan tidak menganggap bahwa perubahan Iklim ini akan berdampak nyata maka pemerintah akan semakin banyak mengeluarkan pembiayaan untuk menangani banjir dimana mana, dirinya juga memastikan dan memperkirakan bahwa perubahan Iklim yang berdampak pada pola cuaca kita itu akan semakin banyak musibah yang datang dari perbuatan manusia
"Jangan salahkan tuhan atas bencana banjir tapi salahkan kita yang salah urus dengan lingkungan kita dan di akhir tahun ini sangat nyata karena untuk Sumatera Utara ada banjir bandang di bakti raja Humbahas, banjir bandang di Sihotang Samosir, banjir bandang di Simalungun, banjir bandang di langkat, dan juga banjir sungai deli ini, jadi menurut saya kita perlu mengingatkan pemerintah secara terus menerus bahwa bencana ini bisa di cegah kalau tata ruang kita di perbaiki, " ujarnya
Abdon Nababan juga mengatakan bahwa pemerintah harus tegas menerapkan fungsi - fungsi kawasan untuk melindungi Eksosistem, jangan lagi dikonversi menjadi sawah, perumahan bahkan menjadi beton
"Jadi Kota semakin lama semakin menjadi hutan beton, ruang terbuka hijau semakin sedikit, kita sedang berada di ambang darurat Ekologis karena bencana seperti ini adalah Indikator yang tidak bisa di sangkal karena saat ini kita berada di dalam di ambang krisis ekologi tersebut, yang makin lama ia akan semakin berdampak pada kehidupan negatif kita semua khususnya pada orang-orang yang ada di sekitar di sempadan sungai tapi akan berampak luas karena akan terjadi banjir apabila hujan sedikit saja," katanya
Abdon menganggap bahwa pertama pemerintah terlalu di kendalikan kepentingan pemodal, dimana daerah yang sangat penting untuk melindungi kepentingan bersama tidak lagi menjadi agenda prioritas pemerintah
"Menurut saya pembangunan kita di kendalikan oleh segelintir pemodal jadi ini harus di benahi, dan warga lebih kuat menyuarakan ini dan harus terorganisir dan apa yang saya lihat di video tadi adalah reaksi yang harus di lakukan terus menerus dilakukan oleh masyarakat korban jadi tidak boleh diam," ujarnya
Abdon Nababan juga mengatakan bahwa yang kedua tentu juga kita harus memiliki pemimpin politik yang menganggap darurat Ekologis adalah hal yang biasa saja
"Calon Pemimpin yang sedang bertarung di pemilu 2024 menganggap darurat ekologis bukan hal yang biasa atau jangan jangan mereka menjadi bahagian dari masalah yang menimbulkan masalah yang di hadapi rakyat hari ini, dan kita berharap di tahun 2024 kita harus berubah dalam mengelola lingkungan ini," pungkasnya.**
0 Komentar