LKLH SUMUT Akan Gelar Sosialisasi Mangrove Sebagai Ketahanan Pesisir (M4CR ) 2024

LKLH SUMUT Akan Gelar Sosialisasi Mangrove Sebagai Ketahanan Pesisir (M4CR ) 2024

BNFNEWS - Medan - Sosialiasi Mangrove Sebagai Ketahanan Pesisir akan dilaksanakan Oleh LKLH Sumut  untuk 12 LKLH tingkat Kabupaten / Kota Se Sumut, 

Waktu selama 2 hari direncanakan pada tgl 25/26 Maret 2024 di Medan

Peserta dari 12 LKLH Daerah itu berjumlah 48 Orang, Panitia 7 Orang dan Pembicara 3 Orang, jadi total terlibat 58 Orang, 

Indra Mingka Ketua LKLH Sumut mengatakan bahwa Harapan dari Kegiatan Sosialiasi ini agar Para Kawan - kawan didaerah dapat memahami dan memanfaatkan Dana  Program M4CR yang berada di Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup ( BPDLH ) serta mampu membuat usulan melalui skema Proposal yang baik dan benar, 

Sumber Anggaran Biaya Sosialisasi dari Pihak Ketiga Perusahaan sebagai Mitra LKLH dan LKLH Pusat dan LKLH Sumut, 

Uraian Singkat Mengenai Program Mangrove Sebagi Ketahanan Pesisir atau Mangroves for Coastal Resilience (M4CR ) adalah sebagai berikut dibawah ini : 

Ekosistem mangrove di Indonesia merupakan yang 
terbesar dan paling produktif di dunia.

Dengan luas 
sekitar 3,4 juta hektare (ha), mangrove di Indonesia 
setara dengan lebih dari 20 persen total luas ekosistem 
mangrove dunia (KLHK, Peta Mangrove Nasional, 2021)

Mangrove di Indonesia memilikikeanekaragaman hayati yang 
tinggi. Mangrove di Indonesia 
berfungsi sebagai habitat perikanan yang penting (pembibitan, habitat, dan sumber pakan) 
dan menjadi habitat bagi banyak 
spesies satwa langka, terancam, dan unik seperti burung, 
serangga, mamalia, dan reptil.
 
Mangrove menjadi habitat utama bagi Bekantan, spesies yang 
terancam punah dan dapat 
ditemui di Indonesia, khususnya di Kalimantan (Mangrove 
Action Project, 2015).

Mangrove juga berperan penting 
bagi kehidupan dan mata 
pencaharian masyarakat pesisir 
Indonesia. Setidaknya ada 120 
juta orang yang tinggal di 
sekitar ekosistem mangrove, 
di mana sebagian besar 
menggantungkan mata pencaharian mereka pada mangrove. 
Mangrove merupakan sumber penghasil dan makanan yang penting, 
merupakan tempat habitat ikan, krustasea (misalnya, udang, kepiting,) 
dan penghasil produk mangrove non-
kayu, termasuk madu, daun, dan akar yang dapat diubah menjadi biskuit, 
teh, kerupuk, dan lainnya.

Terlepas dari nilainya yang signifikan,mangrove terancam oleh deforestasi dan pemanfaatan yang tidak berkelanjutan. Konversi ke kolam budi daya merupakan penyebab utama hilangnya mangrove (50%), diikuti oleh perluasan perkebunan kelapa sawit yang berkontribusi sebesar 16 persen dari deforestasi 
mangrove di Indonesia (Richards and Friess 2016). 

Degradasi dan deforestasi mangrove mem buat masyarakat pesisir, yang sangat 
bergantung pada sumber daya pesisir ini, terancam.

"Program Mangroves
for Coastal Resilience."

Mempertimbangkan peran penting mangrove bagi mata 
pencaharian, ketahanan dan iklim, pada tahun 2020 Pemerintah Indonesia mengumumkan Program Rehabilitasi Mangrove Nasional, yang merupakan prioritas Presiden Indonesia dan bertujuan untuk merehabilitasi 600.000 
hektare mangrove yang terdegradasi hingga tahun 2024.

Program ini dijalankan oleh beberapa kementerian di bawah 
koordinasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 
(KLHK), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), dengan 
melibatkan sektor swasta dan organisasi kemasyarakatan.

Program M4CR bertujuan untuk meningkatkan 
pengelolaan mangrove dan mata pencaharian masyarakat 
setempat di lanskap pesisir terpilih. Program ini akan 
mendukung reformasi kebijakan dan kelembagaan sebagai 
dasar untuk pengelolaan mangrove yang lebih efektif, sejalan 
dengan rehabilitasi skala besar kawasan mangrove yang 
terdegradasi dan terdeforestasi, dan penciptaan peluang mata 
pencaharian yang lebih baik bagi masyarakat pesisir.

Komponen utama dari Program Mangroves for Coastal Resilience meliputi :
Komponen 1. 
Penguatan 
Kebijakan dan 
Kelembagaan 
Pengelolaan 
Mangrove.

Komponen 1 bertujuan 
untuk memperkuat kebijakan dan kelembagaan untuk 
meningkatkan pengelolaan 
dan pembiayaan ekosistem 
mangrove.

Komponen 2. 
Rehabilitasi dan 
Pengelolaan Lanskap 
Mangrove secara Berkelanjutan,
Komponen 2 bertujuan untuk 
mendukung rehabilitasi 
mangrove seluas 75.000 ha 
dan pengelolaan lanskap 
mangrove, termasuk upaya 
konservasi di empat lanskap sasaran.

Komponen 3.
Meningkatkan Peluang 
Mata Pencaharian 
Masyarakat yang 
Tinggal di Sekitar Mangrov,

Komponen 3 mendukung pengembangan mata pencaharian dan bisnis yang berkelanjutan di desa - desa 
sasaran untuk mengurangi 
tekanan degradasi pada hutan 
mangrove dan meningkatkan 
peluang mata pencaharian 
yang berkelanjutan.

Komponen 4.
Manajemen Program,

Dana M4CR akan dikelola oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPDLH) yang bekerja sama dengan KLHK, BRGM, Kemenko Marves, dan keterlibatan 
aktif pemerintah daerah. 

Pada awalnya, proyek ini 
akan dilaksanakan di empat 
provinsi : Riau, Sumatera Utara,  Sumatra 
Selatan, Kalimantan Utara, 
dan Kalimantan Timur.

Program M4CR diharapkan dapat melindungi dan memulihkan 
ekosistem mangrove yang terdegradasi, meningkatkan manfaat jasa ekosistem, penyimpanan karbon, dan habitat bagi keanekaragaman hayati, serta mengurangi risiko bencana 
bagi masyarakat pesisir. 

Program ini juga akan berkontribusi 
pada target Pemerintah Indonesia untuk mengubah sektor tata guna kehutanan sebagai serapan karbon bersih (carbon 
net sink) pada tahun 2030.**

Posting Komentar

0 Komentar