BNFNEWS - Medan - Rahmadsyah Aktifis yang tergabung dalam Persatuan Buruh Peduli K3 Sumatera Utara angkat bicara terkait tenggelamnya Kapal di perairan Sibolga yang menyebabkan tiga wisatawan tewas.
Rahmadsyah yang juga Sekretaris FSP - PPMI Kota Medan meminta DK3P Sumatera Utara mengusut tenggelamnya Kapal di perairan Sibolga yang menyebabkan tiga wisatawan tewas.
"Kita Minta Alat Keselamatan Kerja di atas Kapal yang tenggelam tersebut di Audit, karena saat bekerja di atas kapal, ada standar keamanan yang diatur oleh badan organisasi PBB melalui IMO mengeluarkan SOLAS (Safety of Life At Sea)," ungkapnya Minggu (30/6/2024)
Lanjut Rahmat mengatakan bahwa peraturan dan pedoman yang dikeluarkan harus diikuti oleh kapal dengan ukuran GT > 25 ton. Namun untuk kapal ukuran < GT 25 ton bisa mengikuti aturan masing-masing Negara.
"Semua peraturan dan pedoman yang dibuat semata-mata hanya untuk kepentingan keselamatan pekerja dan penumpang, Pasalnya, pekerjaan di atas kapal bukanlah hal yang mudah, bahkan penuh dengan resiko. Untuk itu, menjaga keamanan dan keselamatan pekerja maupun penumpang menjadi tanggung jawab semua pihak," katanya
Rahmat juga mengatakan dirinya mempertanyakan
sebuah kapal harus memenuhi standar keamanan dan keselamatan sebelum dinyatakan layak berlayar.
"Dimana Fungsi Pengawasan apakah Kapal tersebut Layak berlayar atau tidak, terutama Alat K3 di atas Kapal," pungkasnya.
Sebelumnya, dikutip dari metro.tempo.co
Satu kapal yang mengangkut wisatawan tenggelam di sekitar perairan Pulau Situngkus dan Pulau Mursala, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sabtu, 30 Juni 2024. Tiga orang meninggal dalam kejadian ini.
Koordinator Pos Badan SAR Sibolga, Ruvinus Bangun, mengatakan mulanya rombongan wisatawan dari Kabupaten Karo, Kisaran Asahan dan dari Kepulauan Riau berlayar dengan dua kapal di perairan Sibolga. Nahas, satu kapal Dolphin dengan nomor lambung 70 yang mengangkut 38 wisatawan tenggelam
"Rombongan wisatawan ini ada dua kapal berjumlah 66 orang. Satu di antaranya kapal bermuatan 38 wisawatan tenggelam akibat bocor bagian bawah belakang kapal,” kata Ruvinus Bangun kepada Tempo, Ahad 30 Juni 2024.
Korban kapal tenggelam, ujar Bangun, sebelumnya diselamatkan kapal nelayan dan kapal Dolphin lain lalu dievakuasi ke Pulau Bottot dan Pulau Poncan.
"Tim SAR bergerak hingga kemarin petang dan melihat setengah badan kapal sudah tenggelam. Tiga orang yang merupakan wisatawan meninggal dan teridentifikasi bernama Irmayulita, 38 tahun, FM, 11 tahun, dan Ratna, 50 tahun, dievakuasi dengan Kapal Motor Nakula milik Basarnas." ujar Bangun.
Adapun nakhoda kapal bernama Iwan, Adi, Yudi Sihotang, dan Ucok Tambunan tengah diperiksa oleh pihak kepolisian. Keempatnya, kata Bangun selamat dari musibah ini.**
0 Komentar