seorang mahasiswa menjadi korban pemukulan oleh Ketua Komisi I DPRD Kota Pematangsiantar, Robin Manurung. Mahasiswa Universitas Simalungun (USI) itu juga diseret saat berunjuk rasa menolak pengesahan RUU TNI di pelataran gedung DPRD setempat
Robin yang ditemui di City Hotel, Jalan Diponegoro Pematangsiantar, membantah melakukan pemukulan. "Enggak ada, nyuruh masuknya aku itu saat demo semalam," Jumat (28/3/2025).
Politisi NasDem itu tak berkomentar terlalu jauh. Dia menyebut, siang nanti, dia bakal menemui Ketua DPRD Kota Pematangsiantar. "Siang ini (klarifikasi)," katanya mengakhiri.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah organisasi mahasiswa di Pematangsiantar mengecam tindakan represif aparat kepolisian terhadap demonstran saat menggelar unjuk rasa menolak revisi Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan BEM Ekonomi, BEM FKIP, BEM Teknik, dan BEM Hukum USI serta Senat Mahasiswa STIE Mars Pematangsiantar itu, mereka menilai aksi aparat sebagai bentuk pembungkaman demokrasi.
Aksi dimulai dengan long march dari USI menuju Gedung DPRD Pematangsiantar. Namun, saat tiba dilokasi, mahasiswa dihadang barikade kepolisian yang membatasi ruang gerak demonstran. Ketegangan meningkat ketika mahasiswa mendekati pagar gedung DPRD sebagai simbol perjuangan mereka.
Pimpinan aksi, Gideon Surbakti menuturkan aparat merespon dengan tindakan represif, yang berujung pada bentrokan. Akibatnya, 3 mahasiswa sempat ditahan, sementara 6 lainnya mengalami luka-luka, termasuk satu orang harus dilarikan ke rumah sakit akibat luka di kepala.
"Kami menegaskan bahwa tindakan ini adalah bentuk intimidasi politik yang menciderai prinsip demokrasi dan hak asasi manusia," ucapnya.
Dia menegaskan bahwa aksi itu bukan yang terakhir. Mereka berkomitmen terus mengawal isu demokrasi dan menolak setiap upaya pembungkaman suara rakyat (Tim/red)
0 Komentar