Pematangsiantar , bnfnews.com – Warga Kota Pematangsiantar mendesak pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang baru dilantik, Wesli Silalahi dan Herlina, untuk segera mengungkap dugaan korupsi serta misteri di balik terbengkalainya tiga pasar tradisional di kota ini. Tiga pasar tersebut adalah Pasar Sumber Jaya di Kelurahan Sumber Jaya, Kecamatan Siantar Martoba, serta Pasar Tozai dan Pasar Sibatubatu yang berada di lokasi berbeda.
Ketiga pasar tersebut dibangun sejak September 2017 dengan menggunakan dana APBN Kementerian Perindustrian dan Perdagangan (Perindag). Anggaran yang dikucurkan mencapai Rp1,7 miliar untuk Pasar Tozai, serta masing-masing Rp1,3 miliar untuk Pasar Sibatubatu dan Pasar Sumber Jaya. Proyek ini dikelola oleh dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yakni PD Pasar Horas Jaya (PHJ) dan PD Pembangunan dan Aneka Usaha (PAUS), yang ditunjuk karena memiliki kemampuan dalam menyediakan lahan untuk pembangunan pasar tradisional, sesuai ketentuan dari Kementerian Perindag.
*Mangkrak Sejak 2017, Pasar Tidak Difungsikan*
Pembangunan tiga pasar tersebut dijadwalkan selesai dalam 105 hari kerja dan seharusnya sudah beroperasi sejak Desember 2017. Namun, hingga kini—lebih dari tujuh tahun berlalu—ketiga pasar tradisional itu tetap mangkrak dan tidak difungsikan. Warga sekitar yang seharusnya dapat memanfaatkan fasilitas pasar untuk kegiatan ekonomi justru dibiarkan kecewa karena pasar-pasar ini hanya menjadi bangunan kosong tanpa aktivitas perdagangan.
Saat tim media meninjau lokasi pada Sabtu, 9 Maret 2025, kondisi bangunan pasar tampak memprihatinkan. Beberapa pintu kios sudah rusak dan bahkan hilang, menunjukkan tanda-tanda bahwa bangunan tersebut sudah lama tidak dirawat.
“Ini sangat disayangkan. Seharusnya pasar ini bisa menjadi pusat ekonomi warga sekitar, tetapi malah terbengkalai. Ke mana uang pembangunan itu? Kami berharap Wali Kota baru segera menindaklanjuti ini,” ujar salah seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya.
*Dugaan Keuntungan untuk Developer Perumahan*
Salah satu yang menarik perhatian adalah Pasar Sumber Jaya, yang dibangun di atas lahan milik developer perumahan PT Rizki Group. Secara posisi, keberadaan pasar ini justru lebih menguntungkan pihak developer dibandingkan masyarakat luas.
“Kalau diperhatikan, lokasi pasar ini justru strategis bagi pihak pengembang, seolah-olah pembangunannya memang lebih menguntungkan mereka daripada masyarakat yang benar-benar butuh pasar tradisional,” ungkap seorang warga lainnya.
Kondisi ini memunculkan berbagai spekulasi di kalangan masyarakat. Dugaan korupsi pun menguat, mengingat besarnya dana yang sudah dikeluarkan, namun tidak ada manfaat yang dirasakan oleh warga.
*Pihak Berwenang Bungkam, Warga Menuntut Transparansi*
Untuk mengklarifikasi persoalan ini, tim media mencoba menghubungi Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan, Herbert Aruan, melalui WhatsApp. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan.
Warga berharap pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang baru, Wesli Silalahi dan Herlina, segera bertindak dan mengusut tuntas kasus ini. Transparansi sangat dibutuhkan agar masyarakat mengetahui ke mana sebenarnya dana pembangunan pasar ini dialirkan, serta siapa yang harus bertanggung jawab atas terbengkalainya proyek yang seharusnya membawa manfaat bagi perekonomian daerah.
"Kami ingin pasar ini segera difungsikan, atau kalau ada korupsi, segera diusut dan hukum ditegakkan. Jangan biarkan rakyat dirugikan terus-menerus," tegas seorang pedagang yang berharap pasar tersebut bisa kembali beroperasi.
Misteri mangkraknya tiga pasar tradisional di Pematangsiantar ini menjadi ujian bagi kepemimpinan baru di kota ini. Akankah Wali Kota Wesli Silalahi dan Wakilnya, Herlina, berani membongkar dugaan korupsi ini? Warga kini menanti tindakan nyata dari pemimpin mereka.((Redaksi)
0 Komentar