Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Marthinus Hukom, dan jajaran melakukan audiensi dengan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, pada Jumat (11/4). Pertemuan tersebut digelar dalam rangka memperkuat sinergi antara pusat dan daerah dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Provinsi DKI Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak menekankan terkait pentingnya pendekatan komprehensif dan kolaboratif guna menangani persoalan narkoba di Ibu Kota. Kepala BNN RI menyampaikan bahwa Jakarta saat ini menjadi titik episentrum peredaran gelap narkoba dengan tingkat prevalensi penyalahguna mencapai 3,3% atau setara dengan 132 ribu jiwa.
Kepala BNN RI pada kesempatan tersebut juga membahas kondisi sosial di wilayah padat penduduk Jakarta yang kerap menjadi kantong peredaran gelap narkoba. Kemiskinan, menurutnya, dimanfaatkan oleh para bandar untuk membentuk patron-patron sosial baru.
“Kemiskinan yang merupakan masalah sosial di kota besar seperti Jakarta dimanfaatkan oleh para bandar untuk membuat patronase sosial baru di mana para bandar menjadikan dirinya sebagai patron,” jelas Kepala BNN RI.
Sementara itu, Kepala BNN Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan bahwa berdasarkan data dan pemetaan yang dilakukan terdapat 112 kawasan rawan narkoba di Provinsi DKI Jakarta. Sebagai bentuk penanganan, pihak BNN Provinsi menyampaikan saat ini terdapat 4 klinik yang diketahui telah memberikan layanan rehabilitasi kepada 1.150 penyalahguna di DKI Jakarta, serta telah melaksanakan berbagai program seperti deklarasi anti narkoba, bakti sosial, sosialisasi, program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM), dan lain sebagainya.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh atas langkah-langkah BNN dan BNN Provinsi.
“Kami sangat mengapresiasi upaya yang telah dilakukan BNN maupun BNN Provinsi DKI Jakarta, dan Kami akan memberikan dukungan penuh, terutama dalam pendekatan preventif dan edukatif," ungkap Pramono Anung.
Dalam kesempatan tersebut, Ia juga menyampaikan jika ke depan akan melibatkan Puskesmas-Puskesmas di Jakarta dalam memberikan layanan rehabilitasi rawat jalan bagi penyalahguna narkoba. Gubernur DKI Jakarta menyadari bahwa penyalahguna narkoba adalah korban dari para bandar dan pengedar.
Selain itu, Pramono Anung juga menekankan pentingnya deteksi dini penyalahgunaan narkoba serta berencana untuk melibatkan masyarakat dari semua lapisan dalam upaya pencegahan, mulai dari RT/RW, PKK, Dharma Wanita, Karang Taruna, hingga Abang None Jakarta.
Dengan adanya komitmen kuat ini diharapkan upaya pemberantasan narkoba di Jakarta tidak hanya mampu menekan angka penyalahgunaan, tetapi juga menyentuh akar masalah sosial yang menjadi ladang subur bagi peredaran gelap narkoba. (Tim/red)
0 Komentar